-->

Selasa, Juli 24, 2012

KEMBAR ARIEL PETERPHAN "JOKOWI"

ariel peterphan
Gila!! Sekelebat kata itulah yang terlintas dalam batok kepala saya merenung pikir rentetan peristiwa dalam kurun waktu 2 minggu terakhir. Saat menulis posting ini (24 Juli 2012), pilkada DKI Jakarta baru selesai 13 hari yang lalu tepatnya tgl 11 Juli 2012, ketika pukul 9.00 WIB tgl 23 Juli 2012 sang maestro musik asal Kota Bandung Nazriel Irham (Ariel) bebas bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan Kota Bandung. Lho apa hubungannya pilkada DKI Jakarta dan bebasnya ariel ? 


Selayaknya kelebihan pada masyarakat indonesia yang mampu mengait-gaitkan sesuatu yang nampak tidak berhubungan menjadi berhubungan (ha..ha), maka melalui posting blog ini dengan menggunakan kemampuan terbaik yang saya miliki untuk mengurai benang kusut kedua moment yang terjadi sehingga tercipta rentang benang merah di antara keduanya.

Apapun pendapat anda setuju atau tidak setelah membaca posting ini bagi saya bukan persoalan, apalagi  sampai bertindak melapor komentar anda ke aparat penegak hukum berdasar pada pasal perdata KUHP pencemaran nama baik (ha...ha amit amit). 

Sebenarnya ide menulis perkara ini lahir dari segudang pertanyaan pada media TV one yang ditujukan pada seorang pengamat musik, “ apa yang akan Ariel lakukan setelah bebas bersyarat, mungkinkah grup musik peterphan mampu bertahan dengan mengingat menjamurnya grup band yang ada saat ini, Ariel orangnya seperti apa”  

Lepas dari perkara yang telah melibatkan Ariel, sang komentator menjawab bahwa tipikal Ariel adalah sosok yang “friendly”  dan kharismatik yang sangat sedikit di temukan pada grup band yang ada saat ini.  

Apalagi di dukung dengan karakter yang “friendly” (istilah guru bahasa indonesia saya adalah  sangat bersahabat dengan semua kalangan) maka gempuran persaingan dari grup band lain akan sangat sulit mengalahkan keberadaan grup band peterphan (dengar-dengar mau ganti nama nih).

Terus bagaimana pula hubungannnya dengan pilkada DKI Jakarta ? Se...se tenang kawan. Seantero nusantara pasti mengetahui bahwa dalam pilkada DKI Jakarta di ikuti 5 pasang calon gubernur dan salah satu dari pasangan calon tersebut adalah Joko Widodo (Walikota Solo) dan Rahmat Basuki (anggota DPR RI). 

Dengan rentang waktu sosialisasi diri ke masyarakat DKI Jakarta yang hanya 1 bulan ternyata secara mengejutkan (untung gak jantungan he..he) mampu mengungguli sebesar 43 % dari kandidat yang sementara menjabat (baca Fokenara) yang hanya meraup 33% suara. 

Apa sebenarnya yang dilakukan pasangan Jokowi dalam rentang waktu 1 bulan tersebut ? cukup sederhana saja, naik bis kota, naik kereta api, jalan-jalan ke wilayah perkumuhan, menjelaskan program-program kerja kepada setiap masyarakat  yang akan beliau  lakukan jika terpilih nantinya. 
 
Baca juga
 
Dalam kunjungan-kunjungan tersebut terlihat kental suasana keakraban dan bebas dari protokoler selayaknya seorang pejabat negara lainnya. Artinya dari fakta-fakta ini memperlihatkan bahwa citra  pasangan Jokowi-Ahok sangat Friendly” sehingga telah mempercundangi prediksi-prediksi pakar politik (katanya tuh pakar tapi gak pernah terjun ke politik) bahwa pilkda DKI akan berlangsung 1 putaran oleh incumbent.

Karakter Ariel dan strategi politik Jokowi bisa di katakan sama, mirip, kembar atau apapun istilahnya dan akan membawa peluang karir yang lebih cermerlang (kata ariel bintang di surga ) di masa-masa mendatang. 

Ariel bukan Jokowi dan begitupun sebaliknya namun karakter mereka sangat mirip sehingga kedua-duanya berpeluang lebih besar  sukses sesuai bidang masing-masing yang digeluti. Kita ikuti perkembangannya, mungkinkah pernyataan saya ini akan terbukti. 
 
Baca juga
Bagikan artikel ini